Lama sekali aku berdiam disini. Ruangan berangsur-angsur
sepi. Hanya karena termenung. Terus termenung. Pandanganku jauh kedepan,
menembus kaca buram jendela, melewati cemara-cemara yang tetap kukuh berdiri
meski tertimbun salju, menerobos deretan bangunan khas Eropa dan
gedung-gedung pencakar langit, jauh dan terus menjauh. Yah! Hatiku sedang
kelabu, seperti langit siang ini. Dan Kristal-kristal es terus berjatuhan tanpa
ampun menutupi daratan, membentuk seumpama permadani putih yang menghampar luas
tanpa ujung.
“I will be at the home tomorrow, Srikandi.” Lantang.
Aku tersentak seketika. Suara itu laksana gelombang
besar menghantam karang imajiku. Hancur berantakan.
“Hellena, come here moment…!”
Sambil terus pergi ia menjawab: “Sorry, I am so busy.
Bye!”
Menghilang dibalik pintu. Sesaat aku terpaku. Ku lihat
sekeliling, kelas telah sepi. Tinggal aku sendiri.
I will be at the home, ku ingat katanya. Mendadak
ingatanku melayang jauh ke rumah. Aku rindu pada semua yang ada di sana.
###