Friday, December 18, 2015

PERAYAAN TAHUN BARU; TRADISI UNIVERSAL



*Mas Hameed
Tahun baru saat ini seolah menjadi moment penting bagi siapapun, tak hayal sudah menembus batas sosial maupun kepercayaan. Tahun baru seolah menjadi detik-detik ajaib bagi siapapun, momentnya selalu spesial, pesta kembang api senilai paket umroh pun tak luput dari hingar bingar kemeriahanya bersemarak menari-nari di udara gelap, bak mentari pagi yang cerah kala mendung pekat. Tarian, pesta meriah pun gampang dijumpai di seantero dunia. Tempat-tempat hiburan penuh sesak, jalanan penuh padat konvoi ribuan orang padat merayap. Lengkingan terompet pun menjadi musikal istimewa yang tak henti-hentinya berpesta. Itulah sekelumit gambaran dimana perayaan tahun baru selalu kita jumpai setiap tahunya.

Perayaan tahun baru Masehi tersebut memang selalu dirayakan dengan cara yang sangat meriah, meskipun tradisi yang dilakukanya secara umum selalu rutin sama; meniup terompet dan menyalakan kembang api di saat detik jarum jam tepat di angka 12 ataupun saat kombinasi angka “00.00” pada jarum digital. Namun terlepas dari itu semua, perayaan tahun baru ternyata menyimpan kesan dan makna yang dalam dan berbeda-beda pula.
Sejarah.
Sejarah mencatat bahwa pertama kalinya perayaan tahun baru masehi diadakan pada tanggal 1 januari 45 SM. Sesaat setelah Julius Caesar dinobatkan sebagai kaisar Roma, ia memutuskan untuk mengganti penanggalan tradisi Romawi yang sudah diciptakan sejak abad ke-7 SM. Desaign penanggalan baru tersebut dibantu oleh Sosigenes, seorang ahli astronomi dari Iskkitariyah. Saat itu ia menyarankan kepada Caesar agar dibuat penanggalan baru yang berdasarkan revolusi matahari, seperti yang dilakukan bangsa Mesir saat itu. Usulan itupun akhirnya disetujui dan saat itu dimulailah penanggalan baru dengan sistem hitungan Masehi berdasarkan revolusi matahari.
Dalam penanggalan baru tersebut, satu tahun dihitung sebanyak 365 seperempat hari dan Caesar menambahkan 67 hari pada tahun 45 SM. Sehingga tahun 46 SM dimulai pada 1 Januari. Ia juga memerintahkan agar setiap empat tahun, satu hari ditambahkan pada bulan Februari, yang secara teoritis bisa menghindari dari penyimpangan dalam kalender baru tersebut. Tak lama sebelum ia meninggal (terbunuh) di tahun 44 SM, ia mengubah salah satu nama bulan yaitu Quintilis dengan namanya, yaitu Julius atau Juli. Kemudian nama bulan lain yaitu Sextilis juga diganti denga nama seorang kaisar pengganti Julius Caesar, yaitu Kaisar Augustus dan menjadi nama bulan Agustus.
Cara Perayaan yang Unik.
Perayaan tahun baru 1 Januari saat ini sudah menjadi salah satu hari suci bagi ummat kristian. Namun kenyataanya, tahun baru juga sudah lama menjadi tradisi sekuler yang menjadikanya sebagai hari libur umum nasional untuk semua warga dunia.
Setiap tahunya perayaan tahun baru di berbagai belahan dunia pun memiliki corak yang unik dan tradisi yang berbeda. Beberapa diantaranya malah sudah menjadi bagian dari ritual keagamaan. Misalnya Negara Brazil. Pada setiap tahun baru,  setiap malam tanggal 1 januari  orang-orang Brazil berbondong-bondong menuju pantai dengan mengenakan pakaian putih bersih. Mereka menabur bunga di laut, mengubur buah manga, papaya dan semangka di pasir pantai sebagai penghormatan untuk Dewa Lemanja. Dewa laut yang terkenal dalam legenda masyarakat Brazil.
Bagi orang-orang Yunani, dimana mereka menganggap buah delima melambangkan kesuburan dan kesuksesan mereka menebarkan buah tersebut ke pintu rumah, kantor dan toko-toko sebagai simbol do’a untuk mendatangkan kemakmuran sepanjang tahun.
Sedangkan bagi orang-orang Romawi Kuno, perayaan tahun baru menjadi saat terbaik bagi mereka untuk saling memberikan hadiah potongan dahan pohon suci. Mereka saling memberikan kacang atau koin berlapis emas dengan gambar dewa-dewa mereka.
Menurut kepercayaan orang-orang Jerman, jika mereka memakan sisa-sisa hidangan pesta perayaan tahun baru ( New Year’s Eve) di tanggal 1 januari, mereka percaya bahwa mereka tidak akan kekurangan pangan selama setahun penuh.
Hal unik yang terjadi saat perayaan tahun baru juga terjadi di  Negeri Italia. Di salah satu kotanya, tepatnya kota Naples, pada pukul 00.00 tepat, saat pergantian tahun baru masyarakat di sana akan membuang barang-barang yang sudah usang dan tidak terpakai lagi di jalanan. Orang-orang spanyol sendiri tepat pada malam pergantian tahun mereka akan memakan buah anggur sebanyak 12 biji, itu merupakan kepercayaan dan harapan kesejahteraan selama 12 bulan ke depan.
Di jepang, masyarakatnya merayakan tahun barunya dengan memakan 3 jenis makanan sebagai simbol khusus. Diantaranya makanan telur ikan melambangkan kemakmuran, ikan sarden asap melambangkan kesuburan tanah dan manisan dari tumbuhan laut yang melambangkan perayaan.
Masyarakat Korea, saat menjelang pergantian tahun, mereka menikmati kaldu daging sapi yang dicampur dengan potongan telur dadar dan kerupuk nasi atau yang biasa disebut dengan thuck gook.
Tradisi yang bebeda pula bagi masyarakat Amerika Serikat di saat pergantian tahun. Tahun baru menjadi tradisi mereka untuk mengunjungi saudara-saudara dan teman-teman atau menonton televisi; Parade Bunga Tournament of Roses sebelum lomba football America Rose Bowl yang dilangsungkan di California: atau Orange Bowl di Florida, Cotton Bowl di Texas atau Sugar Bowl di Lousiana. Di negeri tersebut kebanyakan perayaan dilakukan malam sebelum tahun baru, yaitu pada tanggal 31 Desember, dimana orang-orang pergi ke pesta atau menonton program televisi dari Time Square di jantung kota New York. Tempat dimana banyak orang berkumpul padat saat lonceng tengah malam berbunyi, sirine dibunyikan, kembang api diledakkan dan setiap orang saling meneriakkan ucapan tahun baru sambil bernyanyi Auld lang syne.
Di beberapa Negara lain pun hampir mirip seperti yang terjadi di Negara Amerika Serikat. Sepertihalnya di Indonesia, di penghujung tahun baru kita dapat menjumpai hal-hal unik dan menjadi tradisi bagi masyarakatnya, misal kita akan gampang sekali menemukan pedagang-pedang terompet serta kembang api, mereka hampir bisa ditemukan di sepanjang jalan menambah semarak datangnya tahun baru. Semakin mendekati tahun baru semakin menjamur berjejer di setiap tempat. Konvoi besar dan deru kembang api pun siap memeriahkan tahun baru, berbagai atribut dan kreasi konser ikut merebah menghiasi kemeriahan tahun baru.
Indonesia dengan kekayaan alam yang begitu besar, budaya yang begitu kaya, perbedaan latar belakan sosial dan ras, di saat datangnya perayaan tahun baru semuanya selaras bersorak dan ramai merayakanya dalam satu bahasa; tiupan terompet yang melengking ataupun kembang api yang menggelegar dan gemerlap indah. Semua tumpah ruah dalam kegembiraan.
Hal mendasar yang selalu menjadi kado terindah di setiap perayaan tahun baru adalah bukan saja secara pribadi atau golongan, dimana kegembiraan dan kesuksesan pribadi muncul sebagai wujud proses menuai lembaran baru di tahun yang baru. Namun hal yang lebih besar dan mendasar secara universal adalah bagaimana perayaan tahun baru menjadi moment kebersamaan dan keeratan antar individu dengan individu lainya yang saling menghargai serta menyayangi, sebuah budaya leluhur yang sejatinya menjadi akar kehidupan bangsa kita. Bhinneka Tunggal Ika.

No comments:

Post a Comment